Madaniy House

Aku, mungkin kalian juga familiar dengan kalimat kaum adam yang begini:

“cari istri tuh yang mau diajak susah!”

Kalau cewenya ngga mau?

“dasar, materialistis banvet siih jadi cewe!”

Kalian mau ngga gais sama laki-laki yang mindsetnya begindang? Kalau aku, mon maap. Kaga deh!

Iya kali mak bapak gua merawat, membesarkan dan menyayangi dengan sepenuh hati—udah kayak kecap—pas nikah diajak susah. Udah dari kecil susah, udah nikah masih bae diajak susah. Kaga deh, maaciw.

Tapi...

Beda lagi jika laki-laki yang punya mindset begini:

“cari istri yang mau diajak berjuang”

Nah, kalau begitu gua mau. Susah-susah dulu ngga papa deh, toh dari kecil hidup gua udah terlanjur susah. Lagian nih, kalau tu lakik tipe yang mau berjuang kan ngga mungkin dia biarkan anak bininya kelaparan.

Dulu, segala ujian ekonomi Keluarga adalah hal yang paling aku benci. Maka tak jarang aku mengeluhkan hidup aku. Sekarang insyaAllah, ujian yang terjadi dulu menjadi hal yang paling aku syukuri saat ini. Aku merasa lebih kuat dan lebih tenang ketika diuji dengan hal yang sama. Thanks to Allah...

Makanya aku merasa cukup siap jika menikah nanti dengan laki-laki yang mau berjuang. Langkah hidup  boleh lambat dari kebanyakan orang tapi yang penting jangan pernah berhenti dan tetaplah berjuang.

Dulu aku juga berfikir  belum mau menikah kalau belum mapan, kalau bukan sama laki-laki yang mapan dan tampan. Wkwk

Pertanyaannya, “emang ada yang mau sama elu?”

Ya adalah masa kagak, orang gua cantik begini. Pokoknya bodo amat orang bilang apa, pokoknya aku cantik. Titik! *maksa

Tapi, penting banget emang belajar agama. Aku jadi mengerti kalau persepsi nikah itu mestinya membangun rumah tangga diatas landasan cinta kepada Allah SWT. 

Makanya yang kita butuhkan adalah laki-laki yang mau berjuang. Berjuang dalam artian banyak hal. Yang pertama dan utama membangun ketaatan sama Allah. Kalau hal utama ini udah dibangun, kelar deh. Segala hal remeh temeh soal dunia pasti diberikan kemudahan. Minimal kekuatan lah buat sabar—nahan lapar—hahaha. 

Kalau misalkan menikah dengan laki-laki yang maunya ngajak susah, apalagi Kalau alasannya cinta ya, dalam bayanganku tuh begini:

Misalkan tuh lakik punya pekerjaan tetap. Atau udah cukup baguslah, misalnya. Tiba-tiba pemerintah netapin PPKM selama sebulan dan si lakik terdampak pemberhentian kerja sementara. Syukur – syukur kalau sementara. Kalau langsung di PHK? Syukuri juga lah ya. 

Karena udah terbiasa kerja enak, dia ogah mau nyobain kerjaan yang bukan dibidangnya. Dan dia juga santai bae walaupun stok makanan pokok menipis. Dia tau bininya kaga bisa protes soalnya sebelum nikah udah dibilang kalau dia nyari bini yang mau diajak susah. Jadi bininya mesti terima doooong! 

Meski ngga semua laki-laki begitu. Tapi ini dikhususkan buat laki-laki yang mau mengajak susah bininya supaya jadi alasan dia santai-santai aja meski hidupnya berkesusahan. 

Intinya, mindset. Laki-laki yang baik insyaallah mindsetnya juga baik. Memikirkan hal-hal kecil untuk kedepannya, bukan Cuma mikirin yang enak-enak aja. Standarku dalam memilih suami tadinya yang minimial punya pekerjaan tetaplah. Soalnya aku ngga mau habis nikah melarat hidup gua. 

Tapi ya sekali lagi, sebab belajar lah aku mengerti bahwa uang memang penting. Segalanya butuh uang tapi jangan lupa tak segalanya bisa diukur dengan uang. 

Semakin dewasa kini juga aku berfikir, butuh laki-laki yang cinta sama Allah. Dia punya visi misi untuk mewujudkannya. 

Pada akhirnya memang agama yang menjadi alasan utama kita memilih calon pasangan. 

Milih yang guaaanteng boleh, yang kuaaya banget juga boleh. Tapi yang utama jangan ditinggalkan ya! 

Jiah! Aku ngomong begini kayak yang udah nikah aja. Padahal belom gaiiiis.. Hehe. Cuma ya itu, ikhtiar dalam penantian salah satunya dengan belajar. Dan aku membagikan sediiikit dari yang aku pelajari. 

Semoga bermanfat dan penantian kita dinilai pahala disisi Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin... 

Dimasa kini, banyak orang dari berbagai kalangan dan usia tidak canggung memamerkan kemesraan bersama pasangan di sosial media. Seolah dunia milik mereka. Yang lain? Nguontrak.

Hal ini menjadi salah satu dari banyak alasan mengapa orang yang tak memiliki pasangan alias jomblo dianggap aib, memalukan, mengenaskan, meresahkan dan menyedihkan.

Tapi maaf, sebagai orang yang memiliki predikat jomblo sejak lahir, bagiku jones hanya untuk yang merasa dan berfikir demikian.

Jomblo adalah hal yang paling membahagiakan bagi mereka yang memiliki pribadi berkelas!

Dibawah ini beberapa cara versi aku dalam membentuk diri kamu berhak mendapat gelar jomblo berkelas:

Lah apa hubungannya?

Plak! Ya jelas adalah. Kalau kamu masih orang yang percaya adanya tuhan jelas merasa yakin. Kecuali, kamu atheis. Naudzubillah.

Konsep jodoh itu sama halnya dengan maut dan rezeki, sudah diatur. Terkadang orang-orang—termasuk aku—merisaukan perkara jodoh yang tak kunjung datang.

Padahal itu bukan urusan kamu

“tapikan orang-orang itu bilang—“

Itu bukan urusan mereka juga tapi urusan Allah SWT. Dan keyakinan yang aku bicarakan disini adalah pasangan jodoh ya, bukan pacaran. 

Sekali lagi, Bukan Pacaran.

Karena pacaran bukan konsep dari Allah SWT.

Katika keyakinan itu ada, kamu akan memiliki prinsip yang kuat. Menjauhi segala yang mendekati pada zina.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-isra ayat:32 yang artinya:

Status jomblo adalah kesempatan untuk kamu melakukan self love atau self care secara optimal. Berikut beberapa poin penting yang perlu dilakukan sebagai bentuk kamu mencintai diri sendiri:

1) Stop selalu mikirin soal jodoh

Hidup bukan hanya soal jodoh bukan? Terlalu memikirkan hal tersebut seringnya menimbulkan rasa insecure kamu. Percayalah bahwa kamu layak, tapi Allah yang paling tahu kapan tepatnya seseorang mendapatkan seseorang sebaik kamu. Fokus saja memantaskan diri untuk itu. 

2) Tidak mengeluhkan status jomblomu di sosmed

Sejujurnya aku sedikit malu menuliskan poin satu ini. Kadang aku masih sering melakukannya. So we can stop now! 

Karena kita tuh berkelas jadi tak perlu mengiklankan diri. Sesuatu yang berkelas hanya bisa dimiliki mereka yang berkelas juga. 

3) Merawat tubuh kamu yang berharga

Meskipun jomblo harus tetap melakukan perawatan doong. Tak perlu beli yang mahal-mahal sesuaikan dengan dompet masing-masing saja. Mulai hidup sehat seperti kurangi junkfood, begadang, makan-makanan berminyak, atau sejenisnya yang dapat merusak tubuh kamu.

 Kata Agnes Mo skin care terbaiknya adalah menjauhi orang-orang toxic. 

Karena menurutku percuma juga skin care kamu mehong tapi tak memiliki kehidupan yang sehat. 

Tapi perlu diingat juga, perawatan diri kalian sebagai bentuk mencintai diri dan menjaga apa yang telah Allah titipkan bukan untuk promosiin diri. 

4) Meningkatkan minat membaca

Membaca adalah salah satu investasi penting untuk kalian dimasa depan. Tubuh yang sehat, fisik serta penampilan yang menarik saja tidak cukup tanpa pemahaman yang luas terutama menyikapi kerasnya kehidupan jomblo di planet ini. 

Apalagi di era digital ini banyak bertebaran luas segala pengetahuan yang dapat kamu baca, tinggal kemauan kalian saja. Yang penting bukan berita-berita hoax, provokasi, apalagi gosip artis. 

Dulu akun instagram aku penuh dengan gosip para artis dan selebgram, kini aku sering membuka akun-akun yang positif dan menginspirasi. Seperti akun @mudacumasekali @kuyproduktif @rahasiagadis @fatima_musawa dan banyak lagi akun yang menyajikan konten positif. 

5) Olahraga

Jomblo itu butuh kekuatan karena melewati kehidupan sendirian. Tak perlu bayar gym kalau kamu merasa kemahalan. Di youtube banyak sekali contoh gerakan olahraga yang bisa kita ikuti. Atau mulai saja dari yang paling terkecil seperti push up sepuluh kali dalam sehari, atau bahkan hanya sekali gerakan tak masalah—lama-lama kan bisa ditambah. 

6) Refreshing 

Point satu ini cukup penting untuk kesehatan mental kalian. Ketika kita mulai lelah dengan segala keruwetan hidup, refreshing bisa jadi alternatif menangkan gejolak dalam diri kamu. Memang tidak menyelesaikan masalahmu tapi bisa membuat kamu memandang segala keruwetan dengan cara yang berbeda. Lebih positif, mungkin? 

Dan tak mesti refreshing kalian dengan cara yang mewah seperti ke Antartika, misalnya? Cukup cari tempat sederhana yang cocok untuk kamu mendengarkan lagu “tenang” dari Yura Yunita.

 Eetdah, kenapa jadi lagu siih. Plak! 

Lagian, punya pacar juga tak menjamin hidup kalian tenang kan? Ada juga makin puyeng gara-gara si do’i lama menghalalkan. 

Kemudian kita lanjutkan point dari topik utama kita selanjutnya! 

3. Bermanfaat bagi orang lain 

Kadang, berpacaran tanpa sadar membuat seseorang lebih sibuk memikirkan kekasihnya dari pada diri sendiri. Jomblo juga bukan berarti kita terlalu fokus pada diri sendiri sehingga cuek dengan hal-hal sekitar kita. Padahal, banyak sekali orang-orang diluar sana yang membutuhkanmu. 

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:

Bermanfaat tak hanya dari segi materi, tapi bisa berupa tenaga. Jika kita melakukannya, kitalah sebaik-baiknya manusia.

 Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

Contoh yang bisa kita lakukan seperti mengajar dengan ilmu yang kalian miliki, berbagi makanan bagi pekerja jalan, apalagi masa pandemi gini adalah kesempatan besar bagi kita untuk menolong sesama. 

Sangat disayangkan jika mengisi masa jomblomu dengan scroll sosial media berjam-jam, tertawa terbahak melihat video tiktok—yang kadang unfaedah, menonton video-video—yang katanya—romantis, atau melihat postingan instagram pasangan lain baik yang sudah menikah atau masih pacaran dengan iri. 

Aku pribadi, menghapus akun-akun begitu, karena... Aku merasa malu melihatnya, apalagi kalau jiwa jombloku sampai meronta-ronta, kan berabe. Takut muncul sifat hasad juga. Wallahua’lam lah... 

Sekarang, coba cari kegiatan positif. Atau hal-hal yang disenangi sampai kamu lupa kalau kamu butuh sandaran. 

Misalnih ya, berkebun. Kalau lahanmu sempit atau bahkan tak punya lahan bisa dicoba dengan hidroponik. DIY barang-barang bekas, belajar melukis, main musik, belajar memasak dengan ribuan resep yang bertebaran di Internet, belajar bahasa baru, buat video youtube syukur syukur kalau video-video kamu nantinya bisa menghasilkan, atau yang paling mulia yaitu belajar ngaji, lalu menghafalkannya. 

Bisa juga kalian ikut kelas online, kalau perlu kelas pranikah sekalian—hitung-hitung persiapan. 

Pokoknya begitulah ya! Seorang jomblo berkelas jelas tahu apa yang harus dilakukan dan yang paling penting berani keluar dari zona nyamanmu. 

Sebenarnya, kalau hanya menentukan tujuan hidup anak kecilpun bisa. Pas kecil kita sering ditanya sama guru, orang tua bahkan teman sendiri.

 Ada yang jawab guru, astronot, penghafal quran, polisi, tentara, bahkan ada salah satu anak kecil yang jawab “mau jadi pesawat (pilot).” Tapi kalau anak zaman sekarang tak jarang juga ada yang jawab mau jadi youtuber, tiktoker, selebgram. Yang penting jawabannya ngga begini aja “mau sukses menjomblo.”

Beeh, jomblo bukan tujuan kisanak, hanya penunjang kesuksesanmu saja. Aamiin. 

Yang menjadi masalah adalah, merealisasikan tujuan hidupmu. 

Dikutip dari artikel Yoursay.id untuk mewujudkan mimpi bisa melakukan hal berikut:

Menggali potensi. Ketika melakukan hal yang memang sudah kita sukai akan lebih mudah mengarahkan kepada tujuan hidupmu. 

Lalu tulis hal itu di kertas. Menurut penelitian dengan ditulis—dikertas atau handphone—persentase berhasilnya lebih banyak daripada yang disimpan dalam ingatan. 

Kemudian spesifikasikan tujuanmu. Misalnya, “aku mau menjadi penulis, targetku dalam satu hari aku akan  menulis minimal satu halaman dalam sehari, memperbanyak referensi bacaan, lalu bukukan secara indie atau kirim ke penerbit.” 

Dan yang terakhir segera bertindak. Merumuskan dan mewujudkan adalah dua hal yang berbeda. Walaupun impiannya kalian tulis dijidat sekalipun jika tak segera melakukannya, maka impian kita hanyalah halu. 

Orang-orang berkelas tak melulu yang selalu menggunakan kemewahan dalam kehidupan sehari-harinya. Namun memiliki akal budi, pergaulan, kesehatan dan pengetahuan yang mulia lagi baik yang akan menentukan kualitas seseorang. 

Bisa kalian lihat disekitar kita, orang yang yang hidup berkecukupan tanpa kepribadian yang mulia tak ada yang bisa dipandang kecuali harta bendanya yang akan ditelan bumi dan waktu. Jangan lupakan kisah Firaun dan Qarun. 

Aku jelas bukan orang baik, walaupun tak seburuk yang dikira. Tapi berkali-kali coba dan coba lagi berproses menjadi baik. Kadang kita secara sadar melewati jalur yang Allah perintahkan, menumpuk dosa, maksiat dimana-mana. Tapi, jangan pernah kita berhenti mencoba untuk kembali. Selalu berusaha untuk taubat, dan jangan menunggu hidayah, tapi sama-sama kita menjemput. Sampai akhirnya jiwa kita bosan berbuat dosa. 

Pacaran tidak ada dalam islam, meski mencintai memang tak salah. Yang salah adalah jalan yang kita tempuh tidak berlandaskan kepada Allah. 

Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua, aamiin. 

Guys! Apa yang kalian fikirkan ketika mendengar menulis jurnal? Jadul? Alay? Lebay? Seupay? “Ngga banget jaman sekarang masih nulis begituan”

Aku pribadi menulis diary dari SD. Dan hobi banget mencurahkan uneg-uneg disana karena berasa lapang dada menyampaikan tanpa berbicara. Tak mesti dari hati ke hati tapi dari hati ke buku saja sudah luar biasa. 

Nah khusus jurnal atau perencanaan, udah lama aku sadar kalau hal ini penting. Kaum rebahan kayak aku butuh perencanaan, tapi sayangnya hal itu baru benar-benar terealisasikan dengan serius selama dua bulan ini. 

Walaupun terkesan baru tapi aku merasakan manfaatnya luar biasa. Merasa lebih bersemangat menjalani hari karena ada target yang sedang aku kejar, dan aku juga merasa lebih bergairah karena ada impian yang aku tuju.

Membuat bullet journal itu tidak mesti muluk-muluk. Yang penting fokus tujuan utama kalian ingin membuat bullet jurnal dulu. Masalah lain seperti nge-doodle, menghias dengan stiker atau dengan apapun  itu nanti saja. Yang penting #MULAIAJADULU dan fokus pada tujuan kalian.

Menulis kegiatan kita setiap harinya sebagian orang mungkin berfikir bahwa betapa terdiktenya hidup kita. Tapi yang akan terjadi adalah kalian akan menyadari bahwa banyak sekali hal-hal kecil yang membuat kalian memiliki kepuasan sendiri ketika kalian menuliskannya dengan detail Bahkan menggunakan tulisan tangan sendiri.

Banyak sekali orang-orang produktif yang menulis jurnal pribadi. Kalian bisa menemukan mereka dimanapun. Seperti instagram atau youtube.

Oke, setelah ini aku akan menjabarkan beberapa manfaat ng-jurnal lebih rinci:

1. Mengurangi dan Terapi Ketika Stres

Tahu tidak? Tak tahu kan?  Wkwk. Menurut peneliti, menuangkan emosi yang memicu kamu stres ke dalam tulisan tangan membantu mengurangi tekanan dan menjadi lebih tenang. Dengan itu akan membantu kamu menghadapi masalah dengan fikiran jernih.

Atau ketika kamu merasa kesepian dan tak punya teman bicara, coba deh kalian baca kembali jurnal harian yang pernah kamu tulis. InsyaAllah itu membantu karena aku merasakannya sendiri.

2. Menyimpan Kenangan

Dengan menulis jurnal berarti kita sedang menyimpan kenangan. Baik itu kenangan baik atau buruk. Ketika kamu flashback dengan membaca kembali jurnal harian maka kita akan menyadari banyak hal yang telah kita lakukan. Yang mungkin saja bakal lupa kalau tidak kita ikat dengan tulisan. Dan yang paling penting kita bisa belajar dan mengevaluasi diri setelah flashback yang dilakukan tadi.

3. Mengurangi Kecanduan HP

Aku pribadi termasuk orang yang sulit lepas dari HP barang semenit pun. Ada saja yang aku lihat baik itu yang bermanfaat bahkan yang tidak bermanfaat sekalipun. Menulis jurnal adalah hal kecil dan mudah yang akan membantumu mengurangi kecanduan benda tipis tersebut. Karena fikiran kita tersita untuk fokus pada jurnal yang sedang kita tulis. 

Walaupun masih juga buka HP buat cari inspirasi mengisi jurnal :D

4. Melatih Disiplin dan Meningkatkan Kecerdasan

Kalau biasanya jadwal harian kita berantakan sehingga ada banyak hal penting yang kita lewati atau kita lupakan. Maka dengan menulis jurnal melatih kita disiplin dengan menempatkan segala sesuatu pada tempat dan waktunya. 

Hal itu juga tanpa sadar mengasah otak kita untum kreatif. Baik dalam mengolah kata, menyalurkan ide, bahkan bersikap kritis terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita. 

5. Lebih Percaya Diri

Sadar atau tidak, segala momen terburuk seperti kegagalan, kekecewaan, kesedihan pokoknya segala hal buruk yang kalian tulis di jurnal sudah terlewati. Dan kegiatan menulis kalian akan mempengaruhi kalian lebih percaya diri menghadapi segala tantangan dan kesulitan. Karena kalian pernah mampu melaluinya.

6. Meningkatkan Semangat Meraih Mimpi

Apa mimpi kalian? Jangan ragu buat ditulis ke dalam jurnal. Aku pernah mendengar kalimat motivasi di salah satu chanel youtube seperti ini

Maksudnya gimana? Begini, sebuah mimpi yang besar tidaklah didapatkan dengan instan. Karenanya, kita harus memiliki tujuan yang jelas dalam mewujudkannya. Seperti proses yang konsisten untuk mendekatkan pada mimpi besar kalian. 

Tulis dan mulailah menaklukkan semua proses dan perencanaan kalian!

Bukan bakat yang membuat seseorang menjadi sukses. Tapi ketekunan, doa serta kerja keraslah yang mampu mewujudkannya.

7. Mendapatkan Penghasilan

Emang bisa? Jelas bisa. Coba kalian fikir, banyak sekali orang-orang yang mendapatkan uang dari hobi yang sering ia lakukan. Nah, dengan terus menulis jurnal pribadi kalian akan semakin mahir. Hal itu bisa kalian bagikan ke youtube, instagram atau artikel yang sedang kalian baca ini. 

Biasanya kalian akan mendapatkan cuannya dari hasil iklan yang dipasang atau sponsor. 

Gimana? Menulis jurnal efeknya luar biasa bukan? Awalnya memang sulit. Tapi percayalah... bisa karena terbiasa.