Dalam setiap kehidupan yang kita jalani, tentunya kita
selalu menemukan masalah. Baik kecil maupun besar. Itu pasti. Ya kan? Makanya
terkadang kita selalu iri dengan kehidupan orang lain. Apa lagi kehidupan
orang-orang di sosial media. Padahal tu ya, kalau difikir-fikir kan ngga
mungkin kehidupan mereka lempeng aja, kayaknya bahagiaaa muluk. Mungkin kita
lupa kalau mereka juga manusia, pasti ada aja masalah-masalah yang dihadapinya.
Kita terlalu sibuk mengukur kebahagiaan dengan apa yang orang lain dapatkan,
dengan apa yang kita lihat di dunia maya yang penuh dengan sandiwara. Ngga
mungkin juga mereka tunjukin ke kita masalah-masalah mereka. Yaah, walaupun ada
juga siih yang secara terang-terangan menceritakan hal-hal pribadinya ke sosial
media. Tau sendiri lah masyarakat kita menjadikan gossip tu sebagai sarapan
pagi, makan siang, makan malam. Terutama kaum hawa. Ya ya ya… termasuk lah aku.
Orang lain terhadap kita.
Sejatinya kita bukan kurang bahgia, tapi kurang bersyukur.
Tapi bukan itu yang mau aku ceritakan disini. Aku ada
masalah kecil sedikit. Mungkin sebagian kalian memiliki pemikiran bahwa dalam
hidup tak perlu menanggapi perkataan buruk, kalimat ejekan, dan segala mcam
kalimat yang mampu menaikkan darah kalian. Nah bagus tuh buat kalian yang
berfikir demikian. Kalau aku? Fikiran dan hati seringnya ngga sejalan. Fikiranku
mengatakan bilang “udah bodo amat lah mereka bilang apa, masih banyak lagi
hal-hal penting yang perlu kau selesaikan” aku maunya emang begitu. Tapi hati
aku malah baper, kepikiran terus… apa lagi kalau yang ngomong termasuk orang yang
aku anggap berarti buat aku. Sakit cuy, nyesek parah!
Ada beberapa orang dalam hidup aku yang sering mengeluarkan
kata-kata yang sangat tidak aku harapkan. Dan aku kecewa parah. Sebagai orang
yang aku anggap keluarga sudah semestinya mereka merangkulku ketika salah,
mencoba memahami dan mencari tahu dulu apa yang terjadi sama aku. Bukan
mengeluarkan kalimat-kalimat yang menjatuhkan, kalimat-kalimat yang aku sendiri
tak berfikir buat jahat sama mereka. Aku sering tak menyangka hal itu.
Terlebih, mengatakannya tak langsung di hadapanku. Itu menyesakkan! Aku mau melupakan, tak perlu terbayang-bayang tak perlu memikirakan. Tapi sulit gaaiiiis! Aku baperan parah orangnya. Aku termasuk orang yang perduli dengan pesndapat orang lain.
Tapi aku bisa apa? Dari kalimat-kalimat tajam mereka aku
harus menyadari satu hal. INTROPEKSI! Mungkin apa yang mereka katakana adalah
kebenarannya. Aku harus berusaha memperbaiki apa kesalahanku, HARUS ku cari
tahu, kenapa? Mereka dengan mudah mengatakan kalimat yang mungkin mereka
senidri tak mau kalimat-kalimat itu dilemparkan untuk mereka.
Balas dendam? Itu bukan jalan yang membuat perasaan sesakku
hilang. Tapi jika aku membalasnya dengan kesuksesan. Mungkin bisa, dan itu
cukup memuaskan. Kalimat pedas mereka menjadi motivasi dalam setiap langkah
yang kita ambil dalam mencapai tujuan kita yang sebenarnya.
Buat kalian yang baca ini, komen di bawah ya, apa yang baik
buat aku lakukan? Atau kalian share juga cerita kalian kalau kalian juga pernah
mengalami hal yang sama kayak aku. Nanti aku balas, insyAllah!
- Oktober 30, 2019
- 0 Comments