Review Buku Menantimu Diujung Rindu

Mei 02, 2020


Pada masa kini, kesendirian selalu dijadikan masalah pada hampir setiap orang. Banyak masayarakat didunia nyata ataupun didunia maya menggembor-gemborkan untuk mencari, memilih, atau memindai pasangan. Baik sebagai pasangan menikah atau hanya berpacaran. Sehingga tak heran kalau kita melihat orang-orang yang pamer kemesraan menunjukkan betapa bahagianya mereka.

Menurut aku pribadi sendiri bukanlah masalah. Semua tergantung bagaimana kita membawa status yang kita sandang.

Kalau pacaran diartikan bahagia, kenapa banyak yang berpacaran menghancurkan masa depan mereka? Mengecewakan kepercayaan orang tua? Menjajakan kesucian lalu gila setelah ditinggalkan. Atau yang lebih viral seperti bertahun-tahun pacaran hanya menjadi tamu undangan bukan duduk bersebelahan. Atau yang babak belur karena disiksa pacar.

 Itu GILA bukan cinta apalagi bahagia.

Dan jaangan lupakan kasus yang sempat viral. Seorang laki-laki membunuh pacarnya yang sedang hamil dengan motif kesal dimintai pertanggung jawaban.

Begitupun menikah. Seandainya menikah untuk bahagia, seseorang tak akan menggugat cerai pasangannya, atau berpaling mencari yang baru. Menikah bukan hanya menyatukan dua insan yang berbeda atau dua keluarga yang berbeda. Harus ada misi yang besar untuk terus memupuk pernikahan tetap dijalan Allah, bersama masuk syurganya Allah, menciptakan generasi yang mencintai Allah.

Dan itu butuh bekal. Aku tak mengatakan disini kalau pacaran bisa menjadi solusi. Jangan hanya berangan memiliki pasangan ideal tapi cobalah kita yang menjadi seseorang yang ideal. 

Oke intinya  aku mau merekomendasikan ke kalian buku “Menantimu Diujung Rindu”. Nah, buku ini bisa menjadi salah satu yang aku sebutkan bekal tadi. 

Menurutku ini bukan hanya untuk yang jomblo. Yang sudah menikah pun bisa belajar dari buku ini. 

Buat yang jomblo kita pelajari dulu teorinya dan kuasai. Sehingga tak terlalu sulit ketika beradaptasi setelah menikah nanti. 

Oh! Aku sampai lupa. Buku ini ditulis kak Qori’ah ar Rukhshoh atau biasa dikenal Riri Abdillah di laman sosial medianya. 



Perempuan yang lahir tahun 1990 ini sosok yang luar biasa. Istri sholehah, seorang ibu panutan, dan hamba yang perduli ummat. Bukunya terdiri 210 halaman dan ketika buku ini sampai ditanganku ternyata sudah 13 kali dicetak ulang.



Buku ini bukan hanya tentang romansa. Ini lebih, lebih dari itu. Buku ini menceritakan perjuangan, kekuatan do’a, ikhlas, berfikir cerdas dalam memilih pasangan. Terutama kisah-kisah perjuangan yang diceritakan membuatku berfikir seandainya aku yang mengalami belum tentu aku sanggup melakukannya. 

Penulis juga tak segan memberi kiat-kiat memupuk pernikahan bahkan cara-cara menghadapi masalah yang biasa terjadi dalam rumah tangga siapapun.



Kak Riri juga mengenalkan pembaca dengan keluarga Pandawa. Yaitu, lima bersaudara yang semuanya laki-laki dari pihak suami kak Riri. Dan hebatnya lagi mereka semua memiliki misi yang sama “mengurus umat” dan mereka membuktikan bahwa itu bukan hanya sekedar misi.


Dari buku ini kak Riri mematahkan pendapat masyarakat pada umumnya seperti:
1) Menikah harus mapan
2) Laki-laki yang melamar perempuan
3) Perempuan umumnya menikah sama laki-laki yang lebih tua
4) Saling mengenal dulu dengan pacaran baru menikah.

Bekal yang kita siapkan untuk bahtera rumah tangga baiknya belajar sama yang lebih berpengalaman. Buku ini sangat tepat. Dan... kita juga akan disuguhkan dengan kisah-kisah hikmah dari followers ataupun dari sahabat kak Riri sendiri.

InsyaAllah, kalian tidak akan menyesal. Paket yang akan kita terima bukan hanya buku lho, ada kaos kaki, ciput rajut serta tas kecil Partikel. 


Jangan berfikir mahal! Ilmu itu harga mati. Berapapun harganya itu pantas dengan ilmu yang akan kita dapatkan tapi semuanya tetap kembali pada diri kita sendiri.

Penasaran kan? Order aja di instagram kak @Ririabdillah yooo!

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

https://www.facebook.com/taramkhan.khan.1

Flickr Images