CERPEN LUKA DALAM SURGA

November 26, 2018



LUKA DALAM SURGA


Bagiku harta yang paling berharga adalah keluarga. Kehangatan kenyamana dan segala hal yang berarti di dunia ini hanya akan kita temukan dalam keluarga.
Dan aku, pernah merasakan semua itu. Iya, aku pernah. Dan kini aku tak lagi merasakannya sejak peristiwa ayahku masuk penjara.
Sejak itu, segala kehancuran dimulai...
________________________________________
Jangan kalian berfikir bahwa ayahku masuk penjara karena sebuah tindakan kriminal. Kalau ada yang berfikir demikian, aku tak segan-segan menggigit telinganya sampai putus. Huh...
Hey! Ayahku orang baik. Beliau tidak hanya baik pada keluarga kecil kami, tapi juga pada sesamanya. Aku sangat tahu itu. Karena dibandingkan bang yusuf, aku si bungsu yang paling dekat dengannya. Kalau bang yusuf lebih dekat sama mama ku. Kalian pernah dengar bahwa biasanya anak laki-laki lebih dekat kepada ibu, sedangkan anak perempuan lebih dekat kepada ayahnya?
          Aku pernah mendengarnya dari temanku. Teman-temanku yang lain mengatakan kalau itu hanya mitos. Tapi aku tak memberi komentar apa-apa. yeah, karena aku merasakan kenyataan dari hal yang mereka anggap mitos tersebut.
          Oke, kembali ke topik awal. Ketika diberitahu ibuku penyebab ayahku masuk penjara, aku dan abang yusuf sama sekali tak bisa mempercayai hal itu. Ayahku dituduh melakukan pencucian uang di perusahaan tempatnya bekerja.
          Aku jelas tak percaya. Ayahku pasti dijebak,Aku yakin itu. Karena ayahku bukan tipe orang yang gila uang. Ia terlahir dari keluarga cukup kaya. Kakeku pemilik rumah sakit terbesar di jakarta. Ketika kakeku ingin menyerahkan kepemimpinannya kepada ayahku, ayah menolak. Dia masih ingin bekerja di perusahan tempatnya bekerja. Perusahaan yang telah membesarkan namanya. And then, rumah sakit itu sekarang diserah sama paman sam-adik ayahku.
______________________________________________
Sudah 5 bulan berlalu sejak peristiwa pwnangkapan ayah. Aku masih sering menangisi ayah dikamar. Aku rindu pelukan hangat ayahku. Aku sangat merindukannya. Aku rindu pelukan hangatnya, senyum teduhnya, usapan lembutnya di kepalaku sebelum tidur, aku merindukan semua hal dari ayah.
          Sekarang yang menggantikan ayahku untuk sementara bang yusuf. Dia yang menenangkanku ketika aku menangis, memelukku sambil mengusap kepalaku sampai aku terlelap. Aku merasakan kenyamanan, tapi tetap tak sama dengan kenyamanan yang aku dapatkan dari ayah.
Ibuku? Ibuku sekarang sibuk. Jarang dirumah karena menjenguk ayah. Jarak rumah kami ke rutan ayah memang cukup jauh. Kadang ibu tidur di apartemen kecil yang ia sewa. Lokasinya tak terlalu jauh dari rutan ayah.
Aku tak masalah dengan itu, karena aku rasa diantara kami pasti ibu yang paling berat menerima musibah ini. Ia harus menjenguk ayah, mengurus surat-surat yang dibutuhkan pengacara, dan memperhatikan kami. Belum lagi minggu lalu dia harus ke sekolahku. Karena ulahku yang bertengkar dengan salah satu anak donatur sekolah. Hehe...
          Kalian tahu kenapa aku melakukannya?
Karena waktu itu kesal. Lebih tepatnya murka. Sophia mengatakan bahwa ayahku dipenjara karena koruptor. Ia juga menambahkan kalau ayahku penipu. Seorang anak penipu tidak pantas bersekolah di SMP tempatku sekolah.
          Oke, aku tak masalah kalau dia hanya mengataiku. Aku pasti mengabaikannya seperti biasa. Tapi ini?! Dia membawa-bawa ayahku. Langsung saja, selesai dia berbicara hal jelek tentang ayahku, aku langsung menarik rambutnya dan menggigit telinganya sampai ia menjerit kesakitan.huh, seharusnya dia bersyukur aku tak menggigit telinganya sampai putus. Aku pernah mengatakan bukan? kalau aku akan menggigit telinga seseorang sampai putus jika berani-berani mengatai ayahku.
          Untungnya ibuku tidah memarahiku. Hanya mengurangi uang jajan ku saja. Hoho... tak masalah. Alhasil, karena perbuatanku terhadap si-ular sophia. Aku di skors selama 3 hari.
_____________________________________
          Ayah dan ibuku bercerai. Belum hilang kesedihanku karena ayah di penjara, kini tuhan memberikan lagi kesedihan yang merobek-robek hidupku. Aku kira, selama ini aku adalah orang yang paling beruntung. Memiliki abang yang sayang dan perhatian serta orang tua yang saling mencintai. Tapi ternyata aku salah. Ternyata hanya ayahku yang mencintai ibu tapi tidak dengan ibuku. aku mengetahui semuanya ketika aku pulang sekolah dan mendengar keributan di dalam kamar abangku. Aku mendengar percakapn abang dan ibu di dalam kamar abang yusuf.
 “Ibu egois!” teriak abangku marah “ibu tak memikirkan perasaan ayah, aku terutama hara.”
Jeda sejenak sebelum abangku kembali  melanjutkan amarahnya “ini pasti karena laki-laki sialan mantan ibu itukan?”
“jaga bicaramu yusuf!”
“memang iyakan!? Selama ini ibu jarang dirumah bukan karena sibuk menjenguk ayah tapi karena ibu sibuk bertemu mantan ibu”
Aku menarik nafas tercekat mendengar perkataan abangku. Jadi selama ini...
“ibu minta maaf atas keputusan ayah dan ibu. Tapi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Romi” terdengar helaan nafas lelah dari ibuku “ayah dan ibu bercerai karena memang tidak ada yang bisa dipertahankankan lagi. Kamu tau sendiri yusuf bahwa ibu tidak pernah mencintai ayahmu” tanpa sadar air mataku sudah membentuk sungai deras di pipiku.
“tidak ada yang bisa dipertahankan lagi ibu bilang!?” aku tak tau seperti apa ekspresi wajah abangku,tapi dari nada suaranya aku yakin dia sedang meluapkan emosinya yang sudah di ubun-ubun
“jadi aku dan hara ini ibu anggap apa? Dimana hati nurani ibu?! Apa karena kau tak pernah mencintai ayah kau juga tidak mencintai kami, iya?!” aku semakin tercekat keika bang yusuf tak lagi memanggil dengan sebutan ibu.
“Ibu mencintai kalian! Ibu juga sangat menyayangimu” ibuku menangis tersedu “maafkan ibu yusuf, tolong jaga adikmu sering-seringlah jenguk ayahmu”
“tak perlu kau mengatakannya aku sudah pasti melakukannya. Aku tak akan pernah meninggalkan mereka hanya karena keegoisan” ketus abangku dingin.
“ibu pergi”
Aku masih di depan pintu ketika ibu membuka pintu kamar abangku.
“Hara...” ibu terkejut melihatku di depan pintu sambil berlinang air mata.
Aku mengusap kasar air mataku “Ibu jahat! Ibu tidak sayang aku, kak yusuf dan ayah. Aku membenci ibu!”
Teriakku sebelum berlari menuruni tangga. “Hara dengarkan ibu sayang..” teriak ibuku di belakang. Tapi aku tak pperduli. Aku terus berlari keluar rumah.
Berlari... dan terus berlari. Pandanganku sedikit mengabur karena air mata memenuhi mataku. Aku tak menyangka, kenapa ibu meninggalkan kami hanya demi pria yang ia cintai. Apakah ibu tak lagi mencintaiku?

Aku masih berlari... tidak memperdulikan sekitar ketika sebuah mobil melaju dengan sangat cepat menabrak tubuhku hingga melayang ke udara sebelum terhempas keras ke aspal. Sayup-sayup aku mendengar teriakan abang dan ibu sebelum kemudian mataku tertutup. Iya... lebih baik mataku tertutup damai dari pada melihat keluargaku bercerai berai.

Tuhan ...
Apa yang terjadi?
Kejahatan apa yang telah aku lakukan sehingga kau menghukumku
dengan perpisahan ini?
Aku mencintai-Mu dan aku juga sangat mencintai mereka...
Tidak cukupkah itu menjadi alasan untuk membiarkan
kami menjadi keluarga surga?
Ayah... ibu...
Kenapa kalian mengirim luka dalam surga kita?

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

https://www.facebook.com/taramkhan.khan.1

Flickr Images