Mantra Ajaib Melahirkan Juara

November 25, 2020

Pernah ngga sih kamu merasa bingung untuk mengetahui passion kamu sebenarnya? Sama, aku juga pernah bahkan sering. Aku udah sering mencoba banyak hal baru namun tak berlangsung lama karena merasa jenuh.

Mungkin orang lain yang mendengar cerita kita akan mengatakan “tekuni aja terus”.
 Tapi menurut Albert Enstein: “saat seseorang melakukan sesuatu sehingga tidak sadar waktu berlalu, maka kamu sedang menikmatinya.”

Nah, sekarang coba renungkan kegiatan apa yang membuat kalian lupa waktu? Main game online,  nonton video-video yang lagi viral,  gosip artis terbaru, atau scroll sosial media berjam-jam? Tapi aku fikir passion itu baiknya yang bermanfaat buat kita dan orang lain.

Setelah banyak mencoba hal baru, aku menemukan satu kegiatan yang buat aku ketagihan untuk terus mencoba lagi dan lagi. Yaitu tilawatil quran.

Aku bukan orang alim bukan, tapi aku harus akui bahwa aku bisa lupa waktu kalau mendengar dan mencoba mengikuti para qiroah di smartphone.

Awalnya, mamaku telfon kalau didesaku sedang mengadakan lomba STQ(seleksi tilawatil quran). Mama sama abah dukung aku buat ikutan tapi jiwa insecure langsung nongol saat itu juga. Aku merasa tidak bisa dan  tak pernah bisa tilawah dari dulu.

Tapi Untungnya aku sudah banyak belajar tentang pengembangan diri dengan mencoba hal baru salah satunya dengan mengikuti event.

Akhirnya aku memutuskan ikut tilawah remaja yang batas maksimalnya umur 22 tahun 6 bulan. Sedangkan umurku baru memasuki 22 tahun. 

Orang tua dan kakakku suruh aku masuk tingkat dewasa aja tapi aku masih tak percaya diri. Aku fikir kalau tilawah remaja masih ada kemungkinan aku mendapat juara namun perlu diingat aku tak berharap mendapatkan juara 1.

Bagaimana proses selanjutnya yang aku lakukan? Aku Cuma punya waktu 10 hari untuk mempelajarinya. Aku fikir yang akan aku pelajari adalah al-quran—kalam Allah yang mulia—jadi tak akan masuk kedalam hatiku jika masih mendengarkan list-list  lagu-lagu barat. Aku berhenti mendengarkan lagu-lagu barat dan beralih mempelajari tilawah dari youtube setelah sebelumnya aku download.

Siang dan malam aku mendengarkan hampir tak pernah bosan karena hati benar-benar ingin menaklukkan bagaimana agar aku juga bisa melantukan ayat suci dengan begitu indah.

Malam sabtu adalah waktunya aku menampilkan kerja kerasku selama 10 hari. Sebelumnya aku sempat kesulitan memindahkan lagu yang aku pelajari ke ayat yang telah ditentukan panitia untuk lomba. Tapi aku juga berdoa to? Alhamdulilah Allah beri kelancaran.

Ada yang lucu teman-teman. Ketika menunggu giliranku yang mendapat undian terakhir yaitu ke 25. Aku terkejut melihat lawanku anak-anak yang baru remaja bukan remaja yang kadaluwarsa kayak aku. Bahkan salah satu diantara mereka ada adik temanku yang notabenenya muridku sendiri.

Banyak yang protes kenapa aku masih ikut remaja sedangkan usiaku sudah 20 tahunan bahkan lebih. Tapi hey! Dimana letak kesalahanku? Secara umurku masih cukup dalam kategori remaja. Kenapa aku harus memaksa ikut dewasa kalau umurku masih bisa masuk remaja?

Protes yang orang lain layangkan tak aku hiraukan apalagi ketika malam pengumuman pemenang aku ditunjuk untuk membaca al-quran.
Dan... Usaha tak menghianati hasil. Aku berhasil meraih juara 1. Aku mendapat hadiah sebuah piala—yang jarang banget bisa kudapatkan—juga piagam, al-quran dan juga uang sebesar Rp. 300.000.
Aku jadi semakin semangat untuk belajar tilawah lebih baik lagi, tahun depan aku ikut lagi tapi tingkat dewasa bukan remaja lagi tentunya 😁. 

Kategori dewasa saingannya cukup berat di desa Berakit jadi aku harus belajar lebih bagus lagi.
Sebenarnya terlepas aku juara atau tidak aku tetap ingin belajar lagi. Nah, kamu dan aku juga pasti bisa meraih yang dicita-citakan. “usaha tak menghianati hasil” adalah mantra yang ajaib sebenarnya.

Kalau difikir lomba yang aku ikuti masih sangat kecil, baru tingkat desa. Tapi yang membuat aku berterimakasih pada diriku adalah kerja kerasnya. Seseorang yang merasa tak pernah mampu untuk tilawatil Quran bisa melewatinya karena usaha disertai do’a tentunya.

Thanks Allah, thanks for me ❤️

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

https://www.facebook.com/taramkhan.khan.1

Flickr Images